Tanggal Rilis | : | 7 April 2017 |
Ukuran File | : | 0.46 MB |
Abstraksi
Pada
bulan Desember 2016, 4 (empat) kota IHK di Sumatera Utara mengalami
inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,29 persen, Pematangsiantar sebesar 0,54
persen, Medan sebesar 0,16 persen, dan Padangsidimpuan sebesar 0,02
persen. Dengan demikian, Sumatera Utara pada bulan Desember 2016
mengalami inflasi sebesar 0,19 persen.
Bulan Desember 2016, Medan
inflasi sebesar 0,16 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,72
pada bulan November 2016 menjadi 132,93 pada bulan Desember 2016.
Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh
naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
0,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,27
persen; kelompok kesehatan 0,63 persen; kelompok pendidikan, rekreasi,
dan olah raga 0,05 persen; serta kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan 0,51 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami
deflasi yaitu kelompok bahan makanan -0,13 persen dan kelompok sandang
-1,12 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan
Desember 2016 di Medan antara lain: daging ayam ras, tarif pulsa ponsel,
ikan dencis, ikan tongkol/ambu-ambu, rokok kretek filter, telur ayam
ras dan ikan teri.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK 124,94
dan inflasi terendah terjadi di Padangsidimpuan dan Tembilahan sebesar
0,02 persen dengan IHK masing-masing 125,36 dan 129,89.
Di
Indonesia, pada bulan Desember 2016 dari 82 kota yang diamati Indeks
Harga Konsumennya (IHK), 78 kota mengalami inflasi, dimana inflasi
tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK 124,94.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Padangsidimpuan dan Tembilahan
sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 125,36 dan 129,89.